Tugas Ilmu Budaya Dasar

Perselisihan Antara Orangtua dengan Anak dan Bagaimana Cara Mengatasinya

 

 

Perselisihan dengan anak dapat terjadi karena adanya pengendalian yang berlebihan, perbedaan pemahaman, perbedaan pribadi, perasaan salah dimengerti, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

Kehidupan rumah tangga pasti tidak akan terlepas dari masalah yang sering kali menimbulkan perselisihan antar sesama anggota keluarga. Perselisihan (cekcok) bisa terjadi antara suami dan istri, maupun antara anak dengan orangtua. Perselisihan dalam keluarga terjadi karena beberapa faktor, di antaranya seperti berikut ini:

1. Perselisihan terjadi karena ada pengendalian yang berlebihan. Orangtua yang mengendalikan anaknya secara berlebihan adalah orangtua yang cenderung untuk selalu memaksakan kehendak dan tidak membiarkan anak untuk berpikir dan merealisasikan dirinya sendiri. Hal ini menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan perselisihan pada suatu saat akan meledak.

 2. Perselisihan terjadi karena perbedaan pemahaman. Orangtua harus menyadari ada perbedaan masa antara masa lalu dengan masa sekarang. Pola pikir dan pola hidup anak sekarang berbeda dengan masa lalu. Perselisihan sering terjadi karena masalah-masalah sepele. Sepanjang pemahaman anak tentang moral dan budi pekertinya benar maka biarlah anak menentukan pola dan gaya hidupnya sendiri.

3. Perselisihan terjadi karena perbedaan pribadi. Setiap orang memiliki karakter dan temperamen yang berbeda. Sebagai orangtua kita harus memahami hal ini. Kalau kita menghargai anak kita sebagai pribadi yang utuh dan beda dengan kita maka kelak anak tersebut akan menghargai sesamanya.

4. Perselisihan terjadi karena perasaan salah dimengerti dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Jangan menjadi orangtua yang terlalu cepat mengambil keputusan dan menganggap anak bersalah. Kita harus belajar memahami mengapa perselisihan terjadi antara kita dengan anak kita. Orangtua sering kali tidak menyadari bahwa anak memiliki kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk mendengar dan menanggapi dengan benar ungkapan hati anaknya.

Solusinya adalah sebagai berikut :

  1. Jelaskan dengan benar dan tuntas apa yang menjadi pokok permasalahan kepada anak kita.

  2. Tetap berpegang pada masalah yang sedang dibahas jangan mengungkit masalah yang sudah berlalu.

  3. Pelihara sebaik-baiknya kontak fisik secara lemah lembut.

  4. Jangan menggunakan kata-kata kasar kepada anak.

  5. Hindari perkataan-perkataan seperti: “Kamu tidak seperti anak itu”, “Kamu tidak akan…”, “Kamu selalu…”, dan sebagainya.

  6. Jangan menggunakan pernyataan yang berlebihan seperti: “Kamu seperti ayah/ibumu atau kamu menjadi anak setan…”, dan sebagainya.

  7. Jangan memaki.

  8. Hindari pernyataan yang berkuasa dan tindakan. misalnya: “Kamu tidak akan mendapat uang”, “Kamu tidur di sana nanti malam”, “Saya benci kamu”, dan sebagainya.

  9. Jangan sering berlaku diam.

  10. Katakan perasaan yang terluka sebelum melanjutkan pembicaraan tentang perselisihan.

  11. Perselisihan jangan sampai didengar oleh orang lain.

  12. Apabila terjadi perdebatan gunakan cara komunikasi yang sesuai dengan alur logika dan jangan pernah mengatakan, “Pokoknya harus begini! Titik.”

  13. Jangan menyelesaikan masalah dengan sikap kalah atau menang. Gunakan cara “win-win solution” (kedua pihak menang).

  14. Cerminkan rasa hormat dalam kata-kata maupun dalam tindakan kepada anak kita.

Sumber: http://wanita.sabda.org/perselisihan_antara_orangtua_dan_anak_dan_bagaimana_cara_mengatasinya

Leave a comment